bandung marathon 2019 registration

Participantswho deferred their 2022 entry to the 2023 event MUST officially register prior to the deadline on April 23, 2022 (11:59 pm ET). A registration code was emailed to all deferrals on February 22, 2022 and again on April 18, 2022 which must be applied to access registration for the 2023 Life Time Miami Marathon & Half (January 29). POCARISWEAT adalah minuman isotonik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya. StandardChartered Bank has sponsored the Hong Kong Marathon since 1997. Through this sponsorship, the Bank promotes a healthy lifestyle and the marathon spirit in Hong Kong's community. The annual race has attracted overwhelming participation from 74,000 local and international runners annually. It is the largest participatory sporting event ClinicName: Atal Ground, 78 scheme Coach Name: Mr. Manish Gaud Coach Mobile No.: 7879239123 7879239123 RatusanMitra GoClean & GoMassage Hadir di Bandung Marathon 2019. By. Hendra Karunia - 26 July 2019 20:39:30 Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Andreas Kansil, pendiri dan Dirut PT Pandara Cipta Sportindo Pandara Sports. Acara lomba lari maraton kian digemari masyarakat. Bertha Gani, pendiri dan Direktur RunID, mengatakan, lomba lari di Indonesia berkembang dalam sembilan tahun terakhir. Pesertanya yaitu pelari profesional, masyarakat umum, dan anggota komunitas. Peserta harus merogoh kocek pribadi untuk membayar tiket pendaftaran agar bisa mengikuti lomba lari ini. Harganya bervariasi, dari Rp 100-an ribu hingga di atas Rp 1 juta per peserta untuk mengikuti beragam kategori yang diperlombakan, antara lain lomba lari maraton 42 km, half-marathon 21 km, 10K, 5K, dan lomba lari anak-anak 1 km. Lomba lari ini diadakan di destinasi wisata yang objek wisata dan panorama alamnya sedap dipandang, sehingga menjadi magnet penarik minat masyarakat. Tak mengherankan, event lomba lari ini diikuti ribuan peserta. Sebut saja, Maybank Marathon 2019 di Bali, pesertanya orang dari 50 negara, naik 10 kali lipat sejak pertama kali diadakan pada 2012. Kemudian, Mandiri Jogja Marathon 2019, yang diikuti peserta dari sembilan negara, dan Electric Jakarta Marathon 2019, diikuti peserta, lebih banyak dibandingkan tahun 2018 peserta. Seiring dengan meningkatnya animo masyarakat, perusahaan penyelenggara lomba lari race management mengamati tren lomba lari sebagai peluang bisnis. Inspiro, Pandara Sports, dan RunID adalah perusahaan race management yang mengatur lomba lari skala nasional dan internasional. Berbagai perusahaan tersebut antara lain menyelenggarakan Electric Jakarta Marathon, Borobudur Marathon, Bandung Marathon, dan Bromo Marathon. Menurut Bertha, peluang bisnis di lomba lari sangat luas dan memicu efek domino kepada pelaku bisnis lainnya. Andreas Kansil, pendiri dan Dirut PT Pandara Cipta Sportindo Pandara Sports, mengemukakan pendapat senada. “Potensinya masih sangat besar kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Di Indonesia, jumlah lomba lari dalam setahun sekitar 300 event, masih sedikit daripada jumlah total lomba lari di Malaysia yang mencapai 2 ribu event per tahun,” tutur Andreas. Ia mengestimasi rata-rata biaya penyelenggaraan lomba lari di Indonesia sekitar Rp 1 miliar per acara. “Jika dalam setahun ada 300 event, saya memproyeksikan nilai pasar lomba lari maraton itu sebesar Rp 300 miliar,” katanya. Andreas menyimpulkan, pertumbuhan bisnis ini sangat cerah karena industrinya masih di fase awal serta jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak dibandingkan Malaysia. Bertha menimpali, semua pihak yang terlibat di bisnis ini ada di fase pembelajaran sehingga peluang bisnis dan inovasi masih akan berkembang di masa mendatang. Pandara Sports yang didirikan Andreas pada 2014 tak henti-hentinya berinovasi, melakukan digitalisasi aktivasi promosi dan pemasaran, serta menggunakan teknologi terkini agar tidak ketinggalan tren dan terdisrupsi. Layanan paripurna pun disodorkan Pandara untuk memenuhi keinginan klien dan peserta. Ki-ka Krismas Timang, Muara Sianturi, Bertha Gani, Oki Suharsono, dan Rico Ishak Ajang olahraga yang dibalut pariwisata sport tourism ini dilirik perusahaan untuk mengucurkan dana buat kegiatan promosi. “Di lomba lari, keuntungan yang didapat oleh klien adalah brand awareness, sementara untuk race management seperti halnya event organizer adalah dari sistem pengelolaan para pihak yang terlibat,” Bertha menjelaskan. Perusahaan race management yang spesialis di lomba lari mendapatkan penghasilan dari berbagai pos, misalnya biaya pendaftaran peserta lomba yang jumlahnya ribuan orang itu. Penghasilan yang dihimpun perusahaan race management tergantung pada jumlah peserta, varian lomba, atau tingkat kesulitan. Pandara Sports, menurut Andreas, mengelola 16 lomba lari maraton dalam setahun. “Rata-rata jumlah pesertanya 2 ribu-3 ribu orang per event. Omset kami Rp 8,5 miliar-9 miliar per tahun,” ungkapnya. Perusahaan lainnya pun kecipratan rezeki. “Peserta lomba lari adalah konsumen yang disasar pelaku bisnis, mulai dari properti di area lomba, makanan sehat dan minuman olahraga, produk perbankan, asuransi, otomotif, travel, hotel, pakaian, sepatu olahraga, dan lain sebagainya,” kata Bertha. Kue bisnis race management ini banyak karena pemainnya masih bisa dihitung dengan jari. Andreas menegaskan, ”Masih sedikit pemainnya yang benar-benar profesional di bisnis race management. Kalau EO event organizer, jumlahnya banyak, tetapi bisnis mereka tidak fokus dan spesialis untuk event lari.” Race management, tambahnya, menyediakan jasa konsultasi dan pelaksanaan acara dari hulu hingga hilir. Portofolio lomba lari yang dipegang Pandara Sports di antaranya Combi Run, Bengkulu Triathlon, Bukopin Makassar Marathon, dan Borobudur Marathon. Pandara Sports mengemban kepercayaan dari 10 perusahaan untuk menyelenggarakan lomba lari. Pengetahuan Andreas dkk. mengenai seluk-beluk menyelenggarakan lomba lari ini sudah dikenal luas klien. Sebab, selama 2009-2012 pihaknya sudah menangani beragam lomba lari, antara lain pernah menjadi Race Director BII-Maybank Bali Marathon 2012. Lain halnya dengan Bertha yang, bersama koleganya -Muara Sianturi, Oki Suharsono, dan Rico Ishak- adalah penggemar olahraga lari. Mereka berpatungan untuk mendirikan RunID di tahun 2011. Lantas, empat sekawan ini mencetuskan ide membuat lomba lari jalan raya yang bersifat kompetisi. “Bersifat kompetisi artinya ada persaingan, yaitu ada pencatatan waktu untuk semua peserta yang mengikuti lomba,” kata Bertha. Pada 20 November 2011 diadakan lomba lari pertama yang dikelola RunID. Lomba ini, menurut Bertha, menjadi memorable event karena merupakan cikal bakal kompetisi lomba lari yang dikelola profesional di Indonesia. Dari 20 November 2011 hingga Maret 2020, RunID menyelenggarakan 80 lomba lari maraton, half marathon, 10K, dan 5K. Para pendiri perusahaan ini adalah pebisnis yang jeli membuka celah bisnis dari tren tersebut. Kunci sukses mereka dalam menyelenggarakan lomba lari adalah keberanian berinvestasi, perencanaan yang matang, pelaksanaan yang rapi, kerjasama tim yang solid, serta koordinasi yang bagus dengan instansi pemerintah dan masyarakat lokal. Bertha menyampaikan, tantangan yang dihadapi perusahaan race management di tahun ini adalah penyebaran virus Covid-19. “Dampaknya, lomba lari yang akan digelar tahun ini dibatalkan,” ujarnya. Andreas merasakan hal yang sama. Beberapa event yang dipegang Pandara Sports ada yang dibatalkan dan diundur jadwal penyelenggaraannya. * Arie Liliyah & Vicky Rachman When 11 Juni 2023 Venue Komplek Olahraga Terpadu – Stadion Si Jalak Harupat, Kopo, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, Jawa Barat Group 5K • Road/Race Run* Pelajar / Umum / TNI & Polri / Wartawan / Master 40+ Khusus Warga Kab. Bandung Web lombalari5kbhayangkara77 polrestabandung konikabbdg bandungpemkab Polresta Bandung Ticket Slot … Continue reading “Lomba Lari 5K Hari Bhayangkara • 2023” When 10 Februari 2019 Venue Kota Baru Parahyangan, Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Group 5K/10K/21K • Road Run Web unparhm∙com unpar_half_marathon Ticket Early Bird ! SoldOut Group of 5 ends 08 Des 2018 ! Online 🎫 RPC 07-08 Februari 2019 ~ Kampus Universitas Katolik Parahyangan … Continue reading “Unpar Half Marathon • 2019” When 18 Juni 2023 Venue Kiara Artha Park, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat Group • Charity/Fun/Road Run Web 88_funrun balad_88_bandung Balad 88 Bandung Ticket Slot Terbatas! Reg. Fee Online 🎫 Offline 🎟 Senin-Sabtu Grand Pasundan Convention Hotel – Bojongloa Kaler, Bandung, Jawa Barat Reg. ends … Continue reading “Balad’88 Fun Run • 2023” When 14 Mei 2023 Venue Gedung Sate, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat Group Charity Event 2K • Fun Walk • IDR∙50rb 3K • Race Run • IDR∙100rb Web bkkbnjawabarat tribunjabar Ticket Open Donation! Min. Online 🎫 goers∙co / loket∙com Offline 🎟 Kantor Tribun Jabar – Bandung Kidul, Kota Bandung Slot … Continue reading “BKKBN Jabar – Charity Walk and Run • 2023” When 13 Januari 2019 Venue SMA Santa Angela, Babakan Ciamis, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat Group 5K • Fun Run Web Ticket Early Bird ends 15 Nov 2018 Reg. Fee ends 08 Des 2018 Online 🎫 Offline 🎟 Ruang Registrasi RAN 2019 – SMA Santa Angela, Bandung Info … Continue reading “RAN – Run with Angela • 2019” When 16-17 September 2017 Venue Taman Hutan Raya Djuanda, Cimenyan, Kota Bandung, Jawa Barat Group 50K • 2680m • • / 100K • 6360m • x2 • / 100K Relay • 6360m • • / •• Trail Run Web BandungExplorer Ticket Early Bird ends … Continue reading “Bandung Ultra 100 • 2017” Group 5K • Fun/Road Run When / Venue* [TBC] Jakarta • 21 Mei 2023 Taman Lapangan Banteng Bandung • 04 Juni 2023 Balai Kota Bandung Semarang • 25 Juni 2023 Lawangg Sewu Yogyakarta • 09 Juli 2023 Benteng Vredeburg Surabaya • 23 Juli 2023 Alun-alun Surabaya Denpasar • 06 Agustus 2023 Monumen Perjuangan Rakyat … Continue reading “Bank Jateng Friendship Run • 2023” When 25 Juni 2023 0500-1000 WIB Venue Gedung Sate, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat Group Road/Race Run Umum ∙ Dokter ∙ Master 40+ 5K • COT∙1h0m • IDR∙230/255rb 10K • COT∙2h0m • IDR∙320/355rb Web docfestrun∙id docfestrun2023 kedodorun Doc Fest Run 2023 Ticket Slot Terbatas! Early Bird ends 07 … Continue reading “Doc Fest Run • 2023” When 01-03 September 2023 Venue Kompleks Tahura / Tahura Djuanda – Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda , Dago, Ciburial, Cimenyan, Kota Bandung, Jawa Barat Group Ultra Trail Run Jayagiri Trail Running JTR 27 • / km • • COT∙7h0m WNI • WNA Sri Ajnyana Ultra Trail SUT 64 • … Continue reading “Bandung Ultra 100 • 2023” When 28 Mei 2023 Venue éL Hotel Royale Bandung, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat Group 5K • Road Run Web elhotelbandung fakerunnersbandung Ticket Slot Terbatas! Reg. Fee Offline 🎟 éL Hotel Royale Bandung – Jawa Barat Reg. ends 19 Mei 2023 Info +62224232286 +6281772864929 RPC 💳 Bib … Continue reading “éL-Run • 2023” SEMARANG, - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan kembali menggelar ajang lari terbesar di Indonesia yakni Borobudur Marathon 2019. Rencananya ajang lomba lari terbesar di Indonesia tersebut digelar 17 November 2019. Pendaftaran akan dibuka pada Juni 2019 nanti secara online. Panitia pelaksana Borobudur Marathon 2019, Lukminto Wibowo mengatakan, ajang Borobudur Marathon merupakan ajang lari paling ditunggu masyarakat. Terbukti pada tahun lalu, ajang ini mampu menyedot ribuan pelari baik lokal maupun mancanegara. “Borobudur Marathon merupakan ajang lari terbaik di Indonesia. Hal ini setelah diraihnya penghargaan Best Marathon of The Year pada 2018 lalu,” kata Lukminto, Rabu 3/4/2019 Untuk itu, tahun ini gelaran ajang tersebut akan kembali dihelat. Tentunya lanjut dia, konsep dan pelaksanaannya akan dibuat semakin menarik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini kami akan menerapkan sistem undian kepada peserta. Jadi silahkan mendaftar melalui online, dan nantinya seluruh pendaftar akan kami ambil peserta dengan cara diundi,” paparnya. Sistem undian bagi peserta tersebut lanjut dia merupakan cara yang paling adil untuk menampung antusiasme masyarakat mengikuti ajang ini. Sebab pada perhelatan sebelumnya, banyak masyarakat yang mengeluh karena tidak kebagian tiket. “Di ajang lomba lari internasional juga menerapkan sistem undian. Jadi menurut kami, ini cara paling adil untuk menampung antusiasme peserta,” ujarnya. Lukminto menerangkan, dari hasil evaluasi Borobudur Marathon 2018 lalu, kepesertaan pelari dari luar Jawa Tengah dan mancanegara semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Hal itu tentu berdampak pada sektor lain seperti ekonomi, pariwisata dan sebagainya. “Pada 2018 lalu, kepesertaan pelari dari luar Jawa Tengah sebanyak 81 persen dan pelari asing 3 persen. Tahun ini kami akan tingkatkan, dengan target 12 persen peserta dari asing,” ucapnya. Maraton level internasional Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan jika ajang gelaran Borobudur Marathon yang rutin digelar tiap tahun sejak 2016 lalu terus mengalami peningkatan kualitas. Tak hanya pelaksanaan lomba, namun efek dari acara itu juga semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Ekonomi tumbuh, hotel-hotel dan homestay penuh, kerajinan dan produk-produk UMKM di Magelang dan sekitarnya laku keras. Inilah sebenarnya konsep yang kami inginkan,” kata dia. Dirinya mengatakan jika Borobudur Marathon merupakan even yang paling dinanti semua masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan terus memberikan dukungan penuh agar even tahunan ini semakin baik dan menjadi ajang lomba marathon tingkat internasional. “Kami juga sudah berencana membuatkan rute khusus untuk event ini agar bertaraf internasional. Nantinya dalam gelaran tahun-tahun berikutnya kami berharap pembangunan infrastruktur seperti jalan, penginapan dan fasilitas lain dapat segera selesai,”paparnya. Ganjar juga meminta panitia untuk getol menyosialisasikan event tersebut, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pocari Sweat Bandung Marathon atau yang mulai tahun 2019 namanya berubah jadi Pocari Sweat Run Bandung PSRB selalu menjadi salah satu race yang berkesan buat saya. Dulu event perdana tahun 2017 saya ambil kategori Half Marathon dan cukup kecewa dengan hasil saya sendiri karena kecerobohan main-main dengan target. Ah, kamu yang sudah baca ceritanya di sini pasti paham maksud saya. Event pertamanya pun namanya masih super panjang, Pocari Sweat Bandung West Java Marathon, entah kekmana lah itu nyingkatnya, karena PSBWJM terlihat seperti captcha verifikasi. Belajar dari event 2017 di mana saya dengan bodohnya mengubah target saat race berlangsung, kali ini saya sudah membuat target jauh-jauh hari sebelum the D-Day. Setelah gagal untuk sub 2 kategori HM di Jogja Marathon pas bulan April, saya menargetkan untuk bisa finish sub 2 di PSRB. Masih banyak waktu untuk latihan, yakin deh insyaallah bisa. So, gimana nih review PSRB 2019 kemaren Mas Bardiq? Okay, saya ceritain panjang lebar ya kawan. Tapi kalo kamu sudah buru-buru pingin baca resumenya, discroll aja sampe mau habis, toh sampe sini kamu sudah berkontribusi nambahin traffic blog saya. Hehehehe. runmdn in Pocari Sweat Run Bandung 2019 Introducing my running buddies mi familia de Medan, runmdn! Temen-temen dari runmdn kali ini datang paling banyak malah yang sekarang kerja/kuliah di Jakarta dan Bandung. Yang langsung dateng dari Medan ada lima orang, yang dari Jakarta ada 6 orang. Saya sendiri dateng dari Semarang. Dari 14 orang total, yang lari cuma 9 orang, lainnya ikut cheering! Because when you can’t run, you cheer! Yang ini namanya Bang Asta artdhyasta, saya dan Bang Asta di urusan perlarian jadi partner saling kompor-komporan. Mulai dari Borobudur Marathon 2018 yang dia ngomporin buat ngejar FM sub PSRB kali ini, sampai nanti BTS kategori 70K. Untuk PSRB obrolan kami yang awalnya cuma, “Bang Bandung mau sub berapa nih?” “Nggak ngejar apa-apa Bang, dibawa sante aja. Paling nggak sub 2 lah.” “Nempel pacer sub 2 aja la ya kita Bang.” Kemudian berubah menjadi, “Bang Asta, aku mau coba ngejar sub nih. Mau bikin tattoo custom split tiap KM gitu di tangan. Tapi order tattoonya nggak bisa satu pc doang. Minimal dua. Satu lagi buat siapa ya?” Dan tentu aja dijawab, “Buat aku lah.” Dari obrolan ini training plan sub 2 yang sebenernya biasa-biasa aja mulai jadi training yang intense. Personal Best saya untuk Half Marathon adalah 15755 di Kudus Relay Marathon 2018 dengan catatan waktu official 15913 di Strava kelebihan 200 meter. Kalau PB 15755 saya jadikan acuan, berarti saya harus memangkas dua menit lagi. Bukan cuma itu aja tantangan saya, tapi saya ingin target waktu 155 di PSRB 2019 adalah official time! Artinya, saya harus bisa mengantisipasi kalau jarak yang terdetect di jam tangan saya berbeda dengan jarak official saat race. Ini baru challenging. Oiya, saya dan Bang Asta sama-sama bukan orang asli Medan. Saya dari Magelang dan Bang Asta dari Bandung, tapi tiap jumpa kami dua cakap kek orang Medan. Ahahaha. Selain anak-anak runmdn sebenernya banyaaak banget ketemu sama temen-temen lain, tapi nggak sempet foto bareng. Cuma sama temen seangkatan aja. Bareng Ikhsanul dan Yonky. REGISTRATION Event di Bandung ini merupakan salah satu event yang jadi incaran para running enthusiasts, jadi ketika early bird udah diumumkan, termasuk saya yang 15 menit sebelum pendaftaran dibuka, udah stand by di depan laptop. Link untuk registrasinya pun udah nyebar ke segala penjuru group lari, jadi link udah masuk ke address bar, dan sesekali direfresh mana tau sebelum jamnya udah dibuka duluan. Tanggal 25 Februari jam registration pun di buka. Untuk kategori Half Marathon, harga early birdnya 575 ribu atau 525 ya?, nggak sampai setengah jam semua slot early bird habis. Untuk slot dengan harga normal pun langsung dihabiskan di hari yang sama. Ternyata harga normal dan early bird bedanya cuma kalo early bird free custom nama di punggung, kalau harga normal harus nambah 50 ribu. Pendapat pribadi Bukan sesuatu yang worth the struggle sih, lebih mengharapkan early bird berupa potongan harga slot ketimbang cuma free custom nama begini. Fakir diskonan. PREPARATION Untuk preparation sendiri sebenernya saya gabung dengan preparation untuk BTS Ultra nanti bulan November. Sempet tektok naik gunung Sumbing dan gunung Lawu bareng temen-temen Bocah Playon Gunung bocahplayongunung pas hari Minggu, dan latihan interval hari Rabu atau Kamis. Sebelum naik Lawu saya sempet dua kali nyobain lari HM dengan waktu tepat, satu kali berhasil dan satunya lagi kelebihan 2 menit, itupun karena ada beberapa titik yang harus nungguin temen larinya Halo Aulia, apakah kamu membaca tulisan ini?. Setiap punya target saat race, saya selalu mengandalkan endurance, mencoba agar pace stabil di setiap KM. Saya nggak bisa pake negative split apalagi positive split. Dulu awal-awal mulai ikut race kalo dicermatin selalu positive split, alhasil semakin lama semakin exhausted dan pace ngelokor. Jadi, saya terus mengukur kemampuan saya, dan membagi pace sama rata. Palingan atur strategi buat mempecepat sedikit pace di awal-awal agar nantinya punya tabungan waktu. Perhitungan saya, untuk selesai lari HM dengan waku tepat, pace harus rata Dan saat latihan saya memang nggak terlalu mengatur pace, dan akhirnya bisa selesai tepat di walaupun luar biaya ngoyo di dua kilo terakhir. Bisa dicek di sini yo. Dua minggu sebelum race, saya sadar kalo latihan HM saya selama ini di elevasi yang relatif flat kota Semarang, apalagi cuma disekitaran Simpang Lima, terus muter sampai Tugu Muda, naik dikit paling di Kariadi. Elevation gainnya cuma 34 meter! Beda dengan pas latihan untuk Run to Care 2018 yang mengharuskan saya lari sampai Ungaran. Lalu saya memutuskan untuk mencoba lari dengan pace idaman untuk breaking di Magelang. Rute yang saya ambil tentu yang deket rumah aja, keliling bukit Tidar. Itu sekali puteran udah jadi tinggal nambah aja udah dapet 10K. Untuk bisa finish HM dengan waktu saya harus bisa lari 10K paling nggak 54 menit. Sore itu saya coba lah lari keliling bukit Tidar istilah asiknya Darling, Tidar Keliling, daaan 10K dengan elevation gain 62 meter saya membutuhkan waktu sampai 5618! HR di Zone 5 selama 52 menit! Beda jauuh sama target. Dan setelah ngecek timbangan, ternyata berat saya sekarang 75 KILO! Berani-beraninya gue nargetin finish HM 155, tinggal dua minggu lagi! Sedangkan PB HM gue di 157 itu aja pas berat badan 68 kilo! Ahahahaha. Nggak lama setelah lari saya ngeDM Bang Asta, “Bang, aku abort the mission. 10K aja nggak sanggup 54 menit dengan elevasi yang naik turun.” Jadi, sampai jumpa 155, sampai kutargetkan lain waktu! THE SHAKEOUT RUN Saya sampai di Bandung Jumat menjelang maghrib, dua hari sebelum race. Saya lebih sering dateng H-1 sebelum race, tapi karena kakak saya, Tatik, tinggal di Bandung, jadi biar bisa seharian sampai Sabtu bareng sama Tatik, saya menyempatkan sampai di Bandung di hari Jumatnya. Dan ikutlah saya Shakeout Run yang diadain sama Capslock. Hari Sabtu pagi saya merapat ke Cups Coffee & Kitchen di Jalan Trunojoyo yang kebetulan nggak sampe sekilo dari hotel saya. Cukup jalan kaki dan tetep aja saya yang nyampe di venue duluan. Jam 6 saya nyampe padahal Shakeout Run baru mulai jam 7 pagi. This slideshow requires JavaScript. RACE PACK COLLECTION Setelah pulang dari Shakeout Run, saya masih sempet gegoleran di hotel dulu, memanfaatkan check out jam 12 siang. Habis itu pun nggak langsung ke ke tempat RPC di Harris Hotel di Festival Citylink Bandung. Bareng Tatik kami makan siang dulu di Kambing Bakar Cairo! Kata para coach di dunia perlarian, jangan makan protein terlalu banyak menjelang race, banyakin karbo untuk menyimpan tenaga saat race. Karena protein cenderung susah untuk dicerna tubuh. Dan H-1 saya makan paha kambing besar. Kapan lagi bisa makan paha daging kambing empuk nan gurih ye kan? Barulah setelah kenyang dan udah hampir jam 2 siang saya dianter Tatik motoran ke Festival Citylink. Bandung mulai terasa macet siang itu. Sebagian besar pelari juga bakal ambil racepack hari Sabtu. Bandung yang pas weekend biasa aja udah macet banget, ini ditambah lagi ribuan orang mau lari. Sampe sekitar 100 meter lebih dari Festival Citylink, saya mending turun dari motor dan jalan kaki karena saking macetnya Jalan Peta. Sampe di Hall dan antrean racepack pun ngalahin ular nagar panjangnya bukan kepalang. Dari sebelum masuk hall, kami udah disuruh antre jadi sekitar 3-4 row. Ada sekitar 20 menit dan belum juga masuk ke dalem hall, peserta lari yang ngambil racepack collective diminta keluar dari barisan, dan dibikinin barisan baru di dalam hall. Barisan ini teranyata masih juga barisan antrean untuk ngantre lagi di Line collective. Jadi saya berada di antrean dalam antrean, semacam antreception. Beberapa anak runmdn yang masih kejebak macet pun jadi nitip ngambilin racepack. Tapi nggak lama juga sih, sekitar 10 menit saya berada di barisan antreception ini ternyata Bang Asta, Maria, dan Yogi udah nyari-nyari saya di dalem hall. Entah kekmana caranya ternyata Bang Asta udah lebih dulu ngantre di Line padahal saya masih di antreception. Saya resmikan ini adalah antrean ngambil racepack paling lama yang pernah saya alemin, dan juga paling banyak jenis antreannya. Ada Line 1-7, lalu antrean dalam antrean, lalu yang terakhir antrean sebelum masuk ke hall untuk mengantre lagi. But that’s good. Dari pada chaos karena nggak ada antrean. Pas PSBM 2017 dulu dan Mandiri Jogmar 2019 juga panjang sih itu antreannya, tapi cuma satu line antrean. Jadi beneran first come first served. This slideshow requires JavaScript. THE RACE Kami menyewa sebuah rumah dari Airbnb yang lokasinya hampir dua kilo dari race village di Gedung Sate. Jam 4 tepat kami sembilan orang yang ikut race berangkat dari rumah. Dianter Beni karena dia nggak dapet slot. Banyak juga ternyata anak runmdn yang ikut ke Bandung tapi nggak ikut race. Kami sampai di race village masih jam masih sempet pemanasan lama, sekalian nunggu adzan sholat subuh. Kategori FM start jam 5 tepat, kami yang ikut kategori HM baru mulai start jam Cuma Bang Riza yang ikut 10K, dan masih jam nanti mulai start. Pre Race Setelah kategori FM dilepas, kami mulai bergerak ke start line karena orang-orang juga udah mulai rame berbondong-bondong ke garis start. Pengalaman juga sih, karena kalo nggak segera nunggu di garis start, bisa kecolongan waktu banyak dari gun time. Melihat pacer yang mulai nyempil-nyempil di kerumunan membuat saya dan Bang Asta ikut curi-curi jalan biar bisa nempel sampai di barisan depan. Orang-orang pun sebenernya banyak yang bakal mempersilakan jalan kok kalo kita minta izin buat duluan. Dulu, pas awal-awal ikut race, saya kalo lihat orang-orang yang minta jalan buat di depan selalu ngebatin, “Waah, yang mau pada kencang-kencang nih, mau cari PB. Aku mah di sini aja nggak papa, bisa finish alhamdulillah.” Dan nggak nyangka, sekarang saya jadi satu diantara orang-orang yang dulu pernah saya batin. Ehehehehe. Dan akhirnya saya cuma berada sekitar belasan meter dari start, mulai kerasa atmosfer deg-degannya sebelum kemudian MC menghitung mundur waktu flag off. 5.. 4.. 3.. 2.. 1.. And here we go! Tiga ribuan pelari dilepas. Saya yang masih termasuk di bagian depan ternyata punya perbedaan waktu dengan gun time cuma 20 detik aja! Lumayan pake banget ini mah, mengingat di Borobudur Marathon 2018 aja selisih waktu saya sampai semenit 30 detik. Karena mengejar PB mengacu gun time, tentu waktu yang saya utangin nggak teralalu panjang, 20 detik saja. Di kilometer-kilometer awal, saya yang ngejar sub 200 masih setuju buat ngikuti pacenya Bang Asta, paca di bawah 520. Sempet juga ketemu temen angkatan saya, Yonky yang katanya juga ngejar sub 200 aja tapi di KM 3 udah wuuss wuuus ngeduluin saya. Tapi memang sih, sampai KM 6 di PSRB 2019 kita dimanja dengan elevasi turunan santai, jadi memang sudah sewajarnya kalau banyak pelari yang banyak cari untung sebanyak-banyaknya di half course. Si Agung yang jadi Pacer 10K pernah ngeshare di group runmdn gambaran elevasi HM, membuat saya bisa mengira-ngira elevasi yang bakal saya hadepin. Sampai KM segini, tanjakan cuma di flyover menjelang KM 5. Saya ingat, di event 2017nya dulu, yang start jam di KM 5 ini, pas di atas flyover, saya bisa melihat matahari terbit lagi cantik-cantiknya, yang bikin saya hampir aja nyeruduk pelari lain. Sekarang, dengan waktu start 30 menit lebih cepet, di KM segini masih gelap banget. Masuk KM 6 di mana elevasi jalanan mulai datar, mulai masuk ke jalan Gatot Subroto, dan saya masih mencoba untuk ngebarengin pace Bang Asta, di pace 5belasan. Saya inget banget, pas di KM saya memutuskan untuk pace down. Saya takut kalo saya gegabah, stamina bakal ngdrop di kilometer-kilometer 17an. Kata-kata yang saya pegang saat itu, Remember your game Bar, remember your game. “Bang Asta, duluan aja Bang,” Bang Asta cuma ngejawab, “Ah, ntar juga ketemu lagi.” Untuk urusan long run memang di KM di atas 15 menjadi kilometer-kilometer berbahaya buat Bang Asta, pace bakal mulai ngedrop. Dulu, 2017 saat saya belum gabung dengan runmdn, memang sempet ketemu Bang Asta di KM 17, sebelum dia lari duluan. Dari KM 8 sampai seterusnya saya masih bermain di pace 0530an, karena target finish di 155 sudah saya kubur duluan. Sampai memasuki KM10, waktu saya tepat berada di 5400. Waktu yang sangat pas kalau saya mau ngejar finish di 155. Dalam hati saya berpikir, ah ini cuma karena saya ngebut di sepertiga course, makanya sepuluh kilo bisa dapet 54 menit. Kalo saya ngoyo di 11 kilo berikutnya, sepertinya nggak bakalan dapet.’ Sampai kemudian di KM 15, waktu tempuh saya masih di 121. Kalau saya masih ngejar HM di 155, di KM 15 saya harus di bawah 122, catatan waktu masih lebih cepat dibanding target 155 saya. Dan tepat di depan saya, mulai kelihatan Bang Asta. Jarak kami mungkin sekitar 200 masih mencoba menahan diri, and all I thought just, Remember your game. Remember your game. Sampai saat ini saya masih mencoba menahan pace di bawah 0530. Dan akhirnya saya bareng lagi dengan Bang Asta di KM Tepat di mana di event 2017 saya ketemu juga dengan Bang Asta. Cuma bedanya kali ini kita saling ketawa. “Kaan ketemu lagi, duluan aja Bang Bardiq.” “Jangan gitu Bang, Paceku stabil mentok 0530 ini. Barengin aja Bang.” Saya pun ngelead nggak jauh di depan Bang Asta. Sampai datanglah KM 20. Here comes the chaos. Di event 2017, kategori HM akan ketemu dengan kategori 10K dan 5K dari Taman Supratman Taman Persib dan masuk ke Jl. WR Supratman yang relatif lebar. Tidak untuk kali ini. Rute sedikit berbeda tapi dampak sangat terasa. Memasuki KM 20, tepat di persimpangan, rute HM bertemu dengan rute 10K. Dengan jalan yang nggak begitu lebar, dan kendaraan udah banyak seliweran. Ya mobil, ya angkot, ya sepeda motor. Saat saya sampai di KM ini, itu sekitar jam 07 lewat sedikit. Bersamaan dengan kategori 10K memasuki 80 menit. Sudah banyak pelari 10K yang menuhin jalan berlari pelan bahkan berjalan. Mohon maaf, saya bukan mau mediskreditkan para pelari 10K di waktu-waktu ini. Tapi tentang adab berlari dalam race. Karena satu kilo menjelang garis finish banyak pelari yang memenuhi jalan. Ada beberapa pelari HM yang bareng dengan saya saat itu yang benar-benar kesusahan untuk mencoba menerobos jalan. Saya akhirnya sedikit berteriak, “Jalan di sebelah kiri. Jalan di sebelah kiri.” Baru alhamdulillah banyak pelari yang lalu bergeser ke sisi sebelah kiri jalan untuk kasih kami kesempatan untuk duluan, BIIIG THANKS! Bahkan ada satu pelari yang coba motong track saya, dia berlari dari sisi kiri sebelum kemudian ngebut menyamping ke depan kanan saya. Sepatu kiri dia sampai menendang lutut kiri saya. Sedikit oleng, hampir jatuh. Orang-orang di sekitar kayak udah kasih jarak takut saya jatuh. Tapi saya mencoba menyeimbangkan posisi dan kembali berlari. Dan di KM ini lah saya sadar, kalau target 155 yang saya putuskan untuk saya tunda, ternyata masih bisa saya kejar. KM 20 saya memasuki waktu 149. Saya masih punya 6 menit untuk mencapai garis finish. Bisa! Gue harus bisa! Dengan kondisi satu kilo terakhir yang ramai, gambling jarak satu kilo terakhir yang kadang saat di race bisa nggak sama, saya coba berlari sekencang saya bisa, sambil zig zag brooo. Saya melihat Bang Asta mulai cari jalan di sebelah kiri, lalu mulai kelihatan Yonky yang cari jalan di sebelah kanan. “Ndaaan Yonkyyy!” Saya manggil-manggil sambil nyengir. Mungkin dia kaget lihat saya, “Woah, si Akbar udah nyampe sini.” Lalu whooosh dia dapet tenaga tambahan. Lutut sudah mulai terasa linu, kepala sudah mulai kesemutan, nafas sudah hampir habis. Detik-detik saya melewati karpet biru menjelang finish, detik-detik saya merasa campur aduk antara bahagia dan haru. Saya finish dengan catatan waktu 015530 untuk guntime, 015510 untuk chip time, dan Strava merecord Personal Best Half Marathon saya dengan catatan waktu 015442. Ini yang mau ngintip detai lari saya di Strava, bisa dilihat di sini. Bandung merupakan suatu kota yang menjadi daya tarik sendiri. Suatu nilai plus bagi Pocari Sweat dengan menggandeng Run ID untuk menyelenggarakan race di kota ini. Terbukti acara di tahun ketiga yang semakin ramai aja. Harga slot pendaftaran menurut saya masih wajar. Sepadan dengan kualitas race yang tepat waktu, race village yang meriah, panitia yang sigap, ketersediaan WS, refreshments, dan water sponge yang cukup. Karena mengingat ada beberapa major race di Indonesia yang saat ini harganya sudah hampir satu juta Rupiah untuk kategori FM. Sayang, iming-iming early bird menurut saya tidak terlalu worth it dengan apa yang didapat cuma tulisan custom. Saya sendiri lebih senang jika ditawarin harga lebih rendah untuk slot early bird. Pendaftarannya pun hanya dibuka dua sesi early bird dan normal price. Nggak sampai sejam dan semua slot sudah habis. Untuk racepack collection masih perlu perbaikan terutama kejelasan antrean. Lebih baik dibuat satu line mengular panjang, dari pada dibuat banyak Line yang malah membingungkan dan tidak efektif. Atau kalau mau dibagi beberapa line, cukup dibuat per kategori. Atau jangan-jangan kemaren sudah begitu? Kok masih ngantre panjang betul ya? Karena di email konfirmasi saya cuma mendapat pemberitahuan untuk menggunakan Line 2, tapi karena saya kolektif saya diminta pindah ke Line 7, sebelum diminta mengantre dalam antrean. Rutenya sendiri saya lebih menikmati rute tahun 2017. Rute 2019 terlalu banyak dibelok-belokkan, dan dua kilo terakhir yang sampai chaos. Walaupun dengan rute ini, elevasinya lebih menyenangkan. Turunan di sepertiga course pertama, lalu tanjakan tipis-tipis sampai KM 17 sebelum akhirnya dibalas dengan tanjakan sebelum menuju finish line. Cheering? Noo. Don’t expect too much. Cheering dari panitia terasa minim. Jangan berharap cheering dari warga lokal yang dadah-dadah saat kita melewati depan halamannya, anak-anak kecil yang berbaris ngajak tos. ini race di kota besar. Yang kita temuin sopir angkot yang menggerutu, mobil-mobil yang ngelakson, dan sepeda motor yang curi-curi space buat nerobos marshal. Tapi salut untuk semua marshal yang terus menjaga lalu lintas sepanjang race. Bahkan ada satu marshal yang sengaja nyerempetin badannya ke salah satu angkot yang nggak mau berhenti. Secara keseluruhan Pocari Sweat Run Bandung 2019 bisa saya bilang sukses dan meriah. Salah satu race yang banyak dinanti running enthusiasts dan saya yakin lebih banyak yang merasa puas seperti saya. Ngomongin namanya yang berubah nih, apakah berubah menjadi Run Bandung’ biar tahun depan bisa Run di kota lain? Well, let’s see. Pada event tahun 2017, saya dengan gegabahnya tanpa persiapan dan latihan yang tepat, mengubah target buat finish mengejar waktu 200. Bahkan saat itu, saya sendiri belum tahu untuk finish di bawah 2 jam saya membutuhkan strategi seperti apa. Tapi sekarang, dua tahun berselang saya berhasil menuntaskan sub 2 Half Marathon di Pocari Sweat Bandung setelah dua tahun tertunda. Hatur nuhun Bandung!

bandung marathon 2019 registration